SURGA DAN NERAKA
Dikisahkan bahwa suatu siang Rabiah Al Adawiyah tengah berjalan ke kota Baghdad sambil menenteng air dan memegangi otot di tangan kirinya. Lalu seseorang pun kemudian bertanya kepadanya, mau dikemanakan air dan obor itu?.
Rabiah Al Adawiyah pun kemudian menjawab, “aku hendak membakar surga dengan obor dan memadamkan neraka dengan air ini agar orang tak lagi mengharapkan surga dan menakutkan neraka dalam ibadahnya”.
Tak ada yang perlu ditakutkan dan tidak ada yang perlu dirisaukan atas imbalan-imbalan ibadah yang dilakukan. Mencintai Allah baginya sama dengan mencintai sang maha segalanya. Menjalankan perintah-Nya dan terus mendekat kepada-Nya.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an surah Ar-ra'd 28-29, "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya mengingat Allah hati menjadi tenteram. Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan mereka mendapatkan kebahagiaan dan tempat yang baik".
Mereguk hikmah keikhlasan Rabiah Al Adawiyah, memang terlihat berat bagi hamba seperti kita. Meski masih takut neraka dan mengharap surga, keikhlasan ibadah yang dilakukan sang sufi tersebut akan menjadi teladan bagi seluruh umat muslim di dunia atas ibadah- ibadah yang dilakukan.
Salah satu syair dari Rabiah Al Adawiyah yang paling terkenal adalah "aku mengabdi kepada Tuhan bukan karena takut neraka, bukan pula karena mengharap surga, aku mengerti karena cintaku kepada-Nya. Ya Allah, jika aku menyembahmu karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya. Dan jika aku menyembahmu, karena mengharapkan surga maka campakkanlah aku darinya. Tetapi jika aku menyembahmu demi engkau semata, janganlah engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu yang abadi padaku".
Syair Rabiah Al-adawiyah, menggugah kesadaran spiritualitas manusia. Ia menyadarkan dan mengetuk nurani keimanan bahwa yang harus dikejar adalah cinta sang maha pencipta. Hal ini bertolak belakang pada pandangan umum yang menjadikan surga dan neraka sebagai tujuan final dari kehidupan.
Dalam syairnya itu juga, tersirat sebuah pesan mendalam jika surga bukanlah tujuan akhir yang harus dicapai manusia. Akan tetapi, cinta dan keridhaan Tuhan adalah sesuatu yang patut didamba. karena kecintaan dan keridhaannya, maka sesuatu apapun yang diinginkan akan dikabulkan, terlebih lagi hanya sekedar surga dan kenikmatan.
Komentar
Posting Komentar